Untuk
terus memaksimalkan efektivitas pembelajaran jarak jauh di masa
pandemi Covid-19, LP Ma’arif NU menyelenggarakan pelatihan
pembelajaran jarak jauh. Pelatihan ini diikuti seratus kepala sekolah SD/MI seluruh
Indonesia. Pelatihan tersebut dikhususkan untuk kepala sekolah dan madrasah
yang berada di lingkungan LP Ma’arif NU seluruh Indonesia, Selasa (16/6) siang.
Ketua LP Ma’arif PBNU H Arifin Junaidi mengatakan dengan kondisi
daerah di Indonesia yang berbeda-beda, pembelajaran jarak jauh atau daring
dapat dilakukan dengan empat pola. Pembelajaran pola pertama menurutnya, banyak
daring dari pada tatap muka yang berlaku di daerah dengan jaringan internet
kuat. Pembelajaran kedua lebih banyak tatap muka daripada daring yang
berlaku di daerah belum terhubung jaringan internet atau internet belum stabil.
Sedangkan pola ketiga, pembelajaran daring dan tatap muka dalam porsi yang
sama, dimana harus di topang jaringan internet yang cukup kuat.
"Untuk pola keempat adalah sedikit daring dan sedikit tatap muka tetapi
kita tidak tahu apakah bisa diterapkan dalam pelaksanaanya atau tidak, melihat
target kurikulum yang harus dicapai," jelasnya. Arifin
Junaidi juga menyebutkan pelatihan penguatan pembelajaran jarak jauh via
zoom rencananya juga akan diselenggarakan dengan kepala SLTP/MTs dan SMA/SMK/MA
di lingkungan LP Ma'arif NU. Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi
Informasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Hasan Chabibi
menyebutkan dukungannya terhadap pelatihan yang dilakukan LP Ma’arif NU.
"Semua sekolah dan madrasah sekarang ini perlu merancang pembelajaran
online yang efektif untuk menyambut kebijakan new normal. Selain itu, juga
tolong diperhatikan aspek dan kondisi masing-masing daerah dalam penentuan
pembelajaran ini," kata Hasan Chabibi.
Selama pandemi
Mendikbud melakukan survei perkembangan proses belajar siswa yang dilakukan di
rumah dengan memberikan bermacam-macam tugas. Dari tugas-tugas tersebut, kata
dia, hasil survei urutan pertama siswa lebih banyak mengerjakan soal-soal dari
guru, dan urutan kedua belajar interaktif bersama guru secara daring.
"Urutan ketiga siswa belajar dari aplikasi seperti ruang guru; dan urutan
keempat dan seterusnya antara lain kegiatan praktik, belajar dari sumber
digital, belajar dari buku-buku non-teks pelajaran, belajar dari TV, belajar
dari radio, dan lainnya," jelasnya. Ia menambahkan dari hasil
survei Mendikbud tersebut bisa menjadi gambaran para guru pengampu pelajaran.
Ia menyarankan kepada guru-guru untuk diimbangi dengan perhatian, motivasi, dan
dukungan kepada siswa-siswi.
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/120950/maarif-nu-ajak-kepala-sekolah-matangkan-efektivitas-pembelajaran-jarak-jauh
0 comments:
Post a Comment