Sebentar lagi, seluruh umat muslim akan
merasakan semangat Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban. Hari raya
ini ditandai dengan menyembelih hewan kurban, untuk dibagikan kepada masyarakat
sekitar. Hewan kurban ini sendiri umumnya berupa kambing, domba, sapi ataupun
kerbau. Hari raya ini juga dikenal dengan hari berbagi, di mana masyarakat yang
mampu dianjurkan berkurban dan membagi hewan kurbannya bagi umat muslim yang
tidak mampu. Namun, dibalik itu semua, hari raya kurban juga bisa
dijadikan momentum untuk memotong bibit kebencian dan radikalisme, yang
barangkali masih ada dalam diri masing-masing. Hal ini penting karena sifat
saling membenci, sifat egois, fanatik bahkan radikal tersimpan dalam diri
manusia masif terjadi. Sifat itu adalah sifat kebinatangan yang harus
disembelih dan dibuang dalam diri manusia. “Dengan kurban, berarti umat
Islam harus menyembelih kesadaran sifat tidak baik, supaya menjadi kesadaran
yang baik, kesadaran dalam menempuh proses dalam kehidupan ini. Kalau dalam
proses kehidupan tidak menempuh jalan yang benar, maka harus dipotong kembali
untuk menempuh jalan yang benar,” ujar Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hamim Ilyas di
Yogyakarta. Sebenarnya, menurut dia, tantangan untuk umat Islam dalam
peristiwa ini ada dalam hikmah ibadah qurban itu sendiri, yakni menyembelih
sifat-sifat hewani pada diri manusia. Selain itu, secara teologis yang
seharusnya ‘disembelih’ adalah doktrin-doktrin yang tidak sesuai dengan agama.
Lebih jauh, ia mengatakan perlunya merekonstruksi tentang dasar dari
perilaku jahat termasuk radikalisme kekerasan. “Termasuk juga rekonstruksi
tentang konsep radikalisme. Karena aksi radikalisme itu berpangkal pada
pemikiran, maka pemikiran radikalisme yang bertumpu pada ajaran radikal harus
direkonstruksi,” ujarnya. Oleh karena itu momentum Idul Adha atau Idul
Kurban ini menurutnya masyarakat muslim ini harus dapat bisa berbagi antar
sesama tanpa mementingkan kepentingan diri sendiri atau merasa benar sendiri.
Apalagi di tengah era globalisasi ini supaya warga dunia tidak terlindas oleh
globalisasi itu maka warga dunia harus memberi kontribusi terhadap peradaban
dunia
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/109726/idul-adha--momentum-untuk--menyembelih--sifat-jahat-dalam-manusia