• Gedung NU

    Pembangunan Gedung NU Ranting Kalilangkap direalisasikan.

  • MUSRAN NU Kalilangkap 2018

    Musyawarah Ranting ( Musran ) Nahdlatul Ulama Desa Kalilangkap untuk kepengurusan ranting NU masa khidmat 2018-2023 telah laksanakan hari ini Rabu tanggal 27 syawal 1439 H / 11 Juli 2018 H. bertempat di Gedung Lantai 2 SMP Ma’arif NU 01 Bumiayu.

  • BINTEK KARTANU

    Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Brebes mengadakan Bintek dan melaunching Sistem Informasi Strategis Nahdlatu Ulama (Sisnu) sekaligus Kartu Anggota Nahdlatul Ulama (KARTANU) wilayah Brebes Selatan.

  • Kajian Rutin Malam Kamis

    Kegiatan kajian rutin kitab kuning, kitab Riyadusholihin pengurus ranting NU Kalilangkap

  • Slide5

    Maulid Nabi 2017

  • Slide6

    Pengurus Muslimat dan fatayat NU Kalilangkap

  • Slide 7

    Khitanan Massal ranting NU Kalilangkap 2017

  • Slide 8

    Pembangunan Gedung NU ranting NU Kalilangkap

  • Slide 9

    Maulid Nabi tahun 2019

  • Slide 10

    Peletakan batu pertama pembangunan gedung NU

  • Maulid Nabi Muhammad Saw dan Khitanan Massal 2015

    Pengajian Maulid nabi Muhammad SAW dan Khitanan Massal pada hari kamis 25 Desember 2015, oleh Ranting NU, Muslimat NU, Fatayat NUdan GP Ansor berlangsung di KAR Legok.

Assalamualaikum Wr.Wb.

SELAMAT ATAS MUSRAN NU KALILANGKAP MASA KHIDMAT 2023-2028.....MEDIA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN RANTING NU DAN BADAN OTONOM RANTING KALILANGKAP

15 August 2015

DETIK TERAKHIR KH WAHID HASYIM

Musibah di Cimindi
Tanggal 19 April 1953 merupakan hari berkabung. Waktu itu, hari Sabtu tanggal 18 April, KH. Abdul Wahid Hasyim bermaksud pergi ke Sumedang untuk menghadiri rapat NU. Berkendaraan mobil Chevrolet miliknya, Abdul Wahid Hasyim ditemani seorang sopir dari Harian Pemandangan, Argo Sutjipto, Tata Usaha Majalah Gema Muslimin, dan putra sulungnya, Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdul Wahid Hasyim duduk di jol belakang bersama Argo Sutjipto.
Daerah di sekitar Cimahi dan Bandung waktu itu diguyur hujan dan jalan menjadi licin. Pada waktu itu lalu lintas di jalan Cimindi, sebuah daerah antara Cimahi-Bandung, cukup ramai. Sekitar jam 13.00, ketika memasuki Cimindi, mobil yang ditumpangi Abdul Wahid Hasyim selip dan sopirnya tidak bisa menguasai kendaraan. Di belakang Chevrolet naas itu banyak iring-iringan mobil. Sedangkan dari arah depan, sebuah truk yang melaju kencang terpaksa berhenti begitu melihat ada mobil zig-zag karena selip dari arah berlawanan. Karena mobil Chevrolet itu melaju cukup kencang, bagian belakangnya membentur badan truk dengan kerasnya. Ketika terjadi benturan itu KH Abdul Wahid Hasyim dan Argo Sutjipto terlempar ke bawah truk yang sudah berhenti itu. Keduanya luka parah. KH. Abdul Wahid Hasyim terluka bagian kening dan mata serta pipi dan bagian lehernya. Sedangkan sopir dan Abdurrahman tidak cedera sedikit pun. Mobilnya hanya rusak bagian belakang dan masih bisa berjalan seperti semula.
Lokasi terjadinya kecelakaan ini memang agak jauh dari kota. Karena itu usaha pertolongan datangnya sangat terlambat. Baru pada pukul 16.00 datang mobil ambulance untuk mengangkut korban ke Rumah Sakit Boromeus di Bandung.
Sejak mengalami kecelakaan, kedua korban terus tidak sadarkan diri. Pada pukul 10.30 hari Ahad, 19 April 1953, KH. Abdul Wahid Hasyim dipanggil ke hadirat Allah SWT dalam usia 39 tahun. Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 18.00, Argo Sutjipto menyusul menghadap Sang Khalik.
Musibah ini tentu aja sangat mengejutkan masyarakat. Jenazahnya diangkut ambulance ke Jakarta dan setelah disemayamkan sejenak, lalu diterbangkan ke Surabaya. Selajutnya dibawa ke Jombang untuk dimakamkan di Pesantren Tebuireng. Banyak yang menyesalkan kenapa kiai berusia muda dan merupakan tokoh nasional itu begitu cepat dipanggil menghadap Sang Khalik. Tetapi, itulah kehendak Tuhan.
Jika pada umumnya kematangan prestasi dan karier seseorang baru dimulai pada usia 40, KH. Wahid Hasyim justru telah merengkuhnya pada usia di bawah itu. Orang menilai kematian itu teramat cepat datangnya, secepat Wahid Hasyim meraih prestasi. Karena itu, melihat kepemimpinan dan prestasi yang diraih Wahid Hasyim dalam usia mudanya, sering muncul pengandaian dari masyarakat, “…seandainya KH. Wahid Hasyim dikaruniai usia yang lebih panjang, tidak mustahil…” Alfaatihah. (Habis) SUMBER: http://www.muktamarnu.com/sosok-dan-kiprah-kh-abdul-wahid-hasyim-7-habis.html
Share:

MBAH MAIMUN: MUKTAMAR JOMBANG SAH



Dalam pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, KH Maimun Zubair, muktamar yang diselenggarakan di Jombang sudah sah dan final. Kiai Maimun juga berharap tidak ada yang mempersoalkan hasil dari muktamar ke-33 NU tersebut.
“Muktamar ke-33 NU di Jombang kemarin secara hukum sah dan mengikat. Tidak perlu lagi ada yang mempertanyakan,” katanya di depan ribuan peserta Halal bi Halal Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Kaafah (P4SK), seperti tertulis dalam keterangannya, Ahad (9/8/2015).
Acara ini digelar di Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan dihadiri Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli (Gus Dah), Ketua PBNU Prof Dr KH Said Agil Siradj, Ketua Panitia KH Muh Yusuf Chudlori, dan seluruh pengasuh pondok pesantren yang tergabung dalam P4SK serta para pejabat.
Menurut Mbah Maimun selaku sesepuh Ahlul Halli Wal Aqdi atau AHWA, apa yang diputuskan dalam muktamar harus segera dijalankan. Pasalnya semua keputusannya merupakan produk hukum dan organisasi.
“Kita tunggu kerja Pak Said memimpin NU ke depan,” ujarnya.
Gus Dah juga menyampaikan hal senada. Menurunya, terpilihnya Rois Am KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj adalah pasangan ideal untuk bisa membawa NU lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
“Sejak awal, apalagi saat AHWA yang dipimpin Beliau Mbah Maimun rapat, saya sudah berangan-angan dan bercita cita, semoga saja yang terpilih Kiai Ma’ruf Amin dan Kiai Said. Ternyata angan angan saya dikabulkan Allah. AHWA memilih kiai yang tepat untuk memimpin NU,” katanya. (Dtk/s@if)// SUMBER: http://www.muktamarnu.com/kiai-maimun-muktamar-di-jombang-sah-dan-mengikat.html.
Share:

Blog Archive